Assalamualaikum semuanya....
Alhamdulillah kali ini bunda mau berbagi info yang terkadang tanpa kita sadari kalo kita itu udah melakukan SUNNAH yang Rasullah contohkan. Jadi kalo bilang SUNNAH itu susah dan lain sebagainya... kayaknya kok selama ini udah kita lakukan namun tanpa kita sadari... Yuk cekidot apa saja yang terkadang tanpa sadar sudah kita lakukan....
ga boleh menghina makanan ya... jadi kalo kamu ga suka lebih baik ditinggalkan... |
Keteladanan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam masalah ini, beliau
tidak pernah mengeluarkan komentar miring sekalipun terhadap masakan
atau makanan yang boleh dimakan. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia
berkata:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ مَا عَابَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mencela makanan sama sekali. [HR al-Bukhâri dan Muslim].
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ مَا عَابَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mencela makanan sama sekali. [HR al-Bukhâri dan Muslim].
Apabila makanan yang dihidangkan beliau sukai, maka beliau menyantapnya.
Sedangkan sikap beliau saat menghadapai jamuan yang tidak menarik hati,
beliau tidak menjamahnya dengan tanpa mengeluarkan komentar miring
apapun terhadapnya.
كَانَ إِذَا اشْتَهَى شَيْئًا أَكَلَهُ وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ
Kalau beliau menyukainya, maka akan beliau makan. Dan jika tidak menyukainya, beliau meninggalkannya. [HR al-Bukhâri dan Muslim].
كَانَ إِذَا اشْتَهَى شَيْئًا أَكَلَهُ وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ
Kalau beliau menyukainya, maka akan beliau makan. Dan jika tidak menyukainya, beliau meninggalkannya. [HR al-Bukhâri dan Muslim].
yuk silaturahim...yang Allahu Akbar faedahnya banyak banget... |
Abdurrahman ibnu ‘Auf berkata bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ
اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَنا الرَّحْمنُ، وَأَنا خَلَقْتُ الرَّحِمَ،
وَاشْتَقَقْتُ لَهَا مِنِ اسْمِي، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ، وَمَنْ
قَطَعَهَا بتَتُّهُ
“Allah ’azza wa jalla berfirman: Aku adalah Ar Rahman. Aku
menciptakan rahim dan Aku mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang
menyambungnya, niscaya Aku akan menjaga haknya. Dan siapa yang
memutusnya, niscaya Aku akan memutus dirinya.” (HR. Ahmad 1/194, shahih lighoirihi).
Dari Abu Hurairah, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557)
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,
مَنِ اتَّقَى رَبَّهُ، وَوَصَلَ رَحِمَهُ، نُسّىءَ فِي أَجَلِه وَثَرَى مَالَهُ، وَأَحَبَّهُ أَهْلُهُ
“Siapa yang bertakwa kepada Rabb-nya dan menyambung silaturrahmi
niscaya umurnya akan diperpanjang dan hartanya akan diperbanyak serta
keluarganya akan mencintainya.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 58, hasan)
Tidak
beriman seseorang dari kalian hingga dia mencintai saudaranya seperti
dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari-Muslim dari Anas ra). - See
more at:
http://www.voa-islam.com/read/tsaqofah/2012/07/28/20031/beginilah-seharusnnya-akhlak-muslim-kepada-saudaranya/#sthash.c6es0q3f.dpuf
Tidak
beriman seseorang dari kalian hingga dia mencintai saudaranya seperti
dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari-Muslim dari Anas ra). - See
more at:
http://www.voa-islam.com/read/tsaqofah/2012/07/28/20031/beginilah-seharusnnya-akhlak-muslim-kepada-saudaranya/#sthash.c6es0q3f.dpuf
“Tidaklah seseorang diantara kalian dikatakan beriman, hingga dia
mencintai sesuatu bagi saudaranya sebagaimana dia mencintai sesuatu
bagi dirinya sendiri.”
Tidak
beriman seseorang dari kalian hingga dia mencintai saudaranya seperti
dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari-Muslim dari Anas ra). - See
more at:
http://www.voa-islam.com/read/tsaqofah/2012/07/28/20031/beginilah-seharusnnya-akhlak-muslim-kepada-saudaranya/#sthash.c6es0q3f.dpuf
Tidak
beriman seseorang dari kalian hingga dia mencintai saudaranya seperti
dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari-Muslim dari Anas ra). - See
more at:
http://www.voa-islam.com/read/tsaqofah/2012/07/28/20031/beginilah-seharusnnya-akhlak-muslim-kepada-saudaranya/#sthash.c6es0q3f.dpuf
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan untuk hemat dan tidak berlebih-lebihan dalam menggunakan air?
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ بِالْمُدِّ، وَيَغْتَسِلُ بِالصَّاعِ، إِلَى خَمْسَةِ أَمْدَادٍ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu dengan satu mud (air) dan mandi dengan satu sha’ sampai lima mud (air)” (HR. Bukhari no. 198 dan Muslim no. 325).
Canda Rasûlullâh bersama istri dan keluarganya dilakukan saat sedang
melakukan perjalanan dan saat sedang berada di rumahnya. Aisyah radhiyallâhu ‘anha meriwayatkan, bahwa pernah ia bersama Rasûlullâh shallallâhu alaihi wa sallam
dalam suatu perjalanan. Maka aku mengajak Beliau lomba lari dan aku
berhasil mendahului beliau dengan kedua kakiku. Ketika aku menjadi
gemuk, aku mengajak Beliau lomba lari lagi. Akhirnya Beliau berhasil
mengalahkan aku dan bersabda, “Ini sebagai balasan atas perlombaan yang
dulu itu. (HR Abû Dâwud)
Senyum kepada lawan bicara, atau orang yang ditemui, akan mencairkan
hati dan menimbulkan kebahagiaan. Tidak ada hati yang fitrah dan bersih
kecuali pasti akan memberikan respon positif terhadap senyuman. Wajah
yang penuh senyuman adalah akhlak Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Sebagaimana yang diceritakan oleh sahabat Jarir bin Abdillah Radhiallahu’anhu : “Sejak
aku masuk Islam, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak pernah
menghindari aku jika aku ingin bertemu dengannya, dan tidak pernah aku
melihat beliau kecuali beliau tersenyum padaku” (HR. Bukhari, no.6089).
“Hak
muslim terhadap sesamanya ada enam, Rasulullah ditanya,”Apa saja itu,
ya Rasulullah? Beliau menjaw, “Apabila kamu bertemu dengannya ucapkanlah
salam, apabila dia mengundangmu penuhilah undangan tersebut, apabila
dia meminta nasihat, berikanlah, apabila dia bersin lalu mengucapkan
hamdalah jawablah, apabila dia sakit jenguklah, dan apabila dia
meninggal dunia, antarkanlah.” (HR. Muslim). - See more at:
http://www.voa-islam.com/read/tsaqofah/2012/07/28/20031/beginilah-seharusnnya-akhlak-muslim-kepada-saudaranya/#sthash.c6es0q3f.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar