Assalamualaikum semuanya....
Tiba2 pengen ngebahas about NIKAH MUDA... hihi sok bener ya ekye pemirsah...tapi biarin aja kan ini blog nya tentang ekye..jadi yang dipikiran ekye deh yang tertuang dan siapa tau bermanfaat...hehehe...AND tanpa maksud mengajarkan, riya ataupun menyinggung kalian...
Waktu saya nikah itu umur 23 tahun dan suami pun sepantaran ya (cuma beda beberapa bulan)...nagh sejak saya berumur 20 tahun juga mikirnya mau nikah muda.. kenapa? ga tau kenapa dalam hati yang terdalam saya jengah sendiri sama NIKAH nanti2 atau kelamaan pacaran... suer ya PACARAn itu menurut pengalaman dan pengamatan saya lebih banyak MUDHARAT nya dibandingkan kebaikannya.. suer, tipis setipis benang kita bisa menghindar maksiatnya....halah wong cuma bilang sayang aja kan udah maksiat kan... beda sama bilang sayang ke suami.. jatuhnya pahala... tapi suer kalo ke suami kenapa aga berat ya bilang sayangnya... dan saya percaya pasti itulah tipu daya syetan.. mana ada cyin setan senang kita buat yang baik2 ...apalagi menuruti perintah ALLAH....
begini ya.. selain hati nurani yang paling dalam...saya juga cukup tau diri walaupun ilmu agama saya ga seberapa dan masih harus banyak belajar.. saya menikah untuk melengkapi sebagian agama saya...dan kewajiban saya sebagai umatnya Nabi MUHAMMAD SAW...jadi waktu ada yang mengajak saya nikah dan dapat merebut restu keluarga saya, langsung saya iya kan.. tapi Allah pasti sayang banget sama saya sampe ternyata sebelum menikah kami dikasih kenyataan bahwa ia bukanlah imam untuk saya nantinya... Malahan dapet ayah zahra yang dulunya waktu ketemuan sama keluarga kaya gini nih....(rambut gondrong, celana bolong2)... sampe dikira macem2 sama keluarga terus pake dilarang takut saya jatuh untuk kedua kalinya...tapi dari awal saya memang tidak mau pacaran ko sama dia... jadi waktu ia mengungkapkan perasaannya saya malah menertawakannya dan akhirnya dia memberanikan diri melamar saya langsung ke keluarga...
 |
| pertama kali bertemu setelah bertahun2 kami pisah kuliah dan bekerja |
 |
| tampak diikat |
.jpg) |
| mau ketemuan sama keluarga malah dipotong kaya gini |
 |
| nagh..ini rambut digerai plus celana bolong2... |
Jadi sebenernya saya banyak mikir kenapa ya temen2 saya ini masih belum menikah padahal mereka telah lulus kuliah dan bekerja di suatu perusahaan. “Mengapa anda tidak segera menikah, sementara usia anda telah dewasa dan anda juga sudah memiliki penghasilan?” dan rata2 menjawabnya:
“Saya belum memiliki pekerjaan tetap”.
“Saya belum memiliki penghasilan yang cukup untuk menghidupi keluarga”.
“Saya belum memiliki investasi yang memadai”.
“Saya belum mampu membiayai hidup saya sendiri. Saya khawatir tidak bisa memenuhi kebutuhan nafkah keluarga nantinya”.
“Saya belum siap secara ekonomi….”
Itulah sejumlah alasan yang dikemukakan sehingga merasa diri absah untuk tidak segera melaksanakan pernikahan. Ada perhitungan yang sangat matematis mengenai hidup, bahwa biaya-biaya hidup itu linear, kalau satu orang hidup memerlukan uang satu juta rupiah sebulan, maka dua orang berarti dua juta, kalau empat orang berarti empat juta rupiah. Ia merasa belum mampu membiayai hidupnya sendiri, maka dipikirnya akan sangat memberatkan apabila ia harus menikah dan menghidupi keluarga.
Wah, kalo mikiri kaya gitu saya ga nikah2 deh.. wong dulu bismillah aja ko.. rejeki Allah yang atur termasuk biaya pernikahan.. dan Allahuakbar kami bisa.. kami bisa menikah dan mengadakan walimah segitu gewdenya biaya sendiri....
“Saya belum memiliki penghasilan yang cukup untuk menghidupi keluarga”.
“Saya belum memiliki investasi yang memadai”.
“Saya belum mampu membiayai hidup saya sendiri. Saya khawatir tidak bisa memenuhi kebutuhan nafkah keluarga nantinya”.
“Saya belum siap secara ekonomi….”
Itulah sejumlah alasan yang dikemukakan sehingga merasa diri absah untuk tidak segera melaksanakan pernikahan. Ada perhitungan yang sangat matematis mengenai hidup, bahwa biaya-biaya hidup itu linear, kalau satu orang hidup memerlukan uang satu juta rupiah sebulan, maka dua orang berarti dua juta, kalau empat orang berarti empat juta rupiah. Ia merasa belum mampu membiayai hidupnya sendiri, maka dipikirnya akan sangat memberatkan apabila ia harus menikah dan menghidupi keluarga.
Wah, kalo mikiri kaya gitu saya ga nikah2 deh.. wong dulu bismillah aja ko.. rejeki Allah yang atur termasuk biaya pernikahan.. dan Allahuakbar kami bisa.. kami bisa menikah dan mengadakan walimah segitu gewdenya biaya sendiri....
Terus jangan kira menikah itu mudah dan asyik2 aja... wong nikah itu kan menyatukan 2 jenis kelamin yang berbeda, 2 latar belakang, 2 sifat yang berbeda... jadi ya pasti ada turun dan naiknya.. dan masya Allah waktu awal2 nikah itu babak belurnya kami menyatukan dan menyamakan pola berumahtangga....subhanallah deh....tapi kan ga ada manusia yang perfecto ... tapi ga boleh dibandingkan sama namanya pacaran.. kalo nikah itu kita itu jadi APA ADANYA bukan ada Apanya ya.. jadi bener2 topeng kita dilepas bener2 jujur sama sifat dan kebiasan masing2... kalo ada bentrokan itu biasa namanya juga adaptasi satu sama lain.. kalo ga kaya gitu kan ga kenal sama karakter pasangan. dan SETIAP kelakuan kita dalam berumah tangga itungannnya IBADAH LOH CYIN..kamu nganu2 sama suami mu apapun bentuknya BERTAMBAH LAH PUNDI PAHALA mu...terus suami bekerja buat mencari nafkah...tambah juga pahala mu....
Jangan berharap mendapatkan suami ideal saat seorang wanita
memutuskan untuk menikah. Sungguh ia hanya menikah dengan seorang
lelaki yang biasa saja, yang akan melakukan pembelajaran bersama,
berproses bersama, menuju kepada kondisi ideal yang diharapkan. Proses
inilah yang harus dilakukan dengan konsisten dan penuh kesabaran,
karena teramat banyak kendala menyusuri setiap langkah dan
konsekuensinya.
Semua orang selalu memiliki sisi kelebihan dan kekurangan, maka saat mengawali hidup berumah tangga, setiap laki-laki dan perempuan harus menyiapkan diri untuk menghadapi semua sisi yang dimiliki pasangannya. Tidak boleh hanya siap menghadapi sisi kebaikannya dan tidak siap melihat sisi kekurangan pasangan. Mungkin saja masih amat banyak kekurangan pasangan, namun bukankah kita semua tengah melakukan sebuah proses menuju kondisi yang lebih baik ?
Kadang dijumpai seseorang yang tidak sabar menghadapi kekurangan dan kelemahan pasangan. Ia tidak mau menerima kenyataan bahwa dalam diri pasangannya ada hal yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapannya. Padahal pasangannya tengah berusaha melakukan proses dan usaha agar bisa sesuai harapan, namun namanya proses, tidak semudah membalik telapak tangan. Semua pihak harus bersabar dan memahami adanya proses dan usaha yang tengah dilakukan oleh pasangannya.
Mencari Suami Ideal di Rumah Sendiri
Tidak ada toko yang menjualnya. Tidak ada lembaga yang menyediakannya. Tidak ada instansi yang memiliki stock dan siap dibagi-bagikan kepada para perempuan lajang yang akan menikah. Suami ideal itu didapatkan di rumah tangga yang dibentuk antara seorang lelaki biasa dan seorang wanita biasa. Didapatkan dari sebuah prosesi pernikahan yang sah, yang ditindaklanjuti dengan konsistensi kedua belah pihak, untuk berproses menuju kondisi ideal.
Konon, “hanya lautan dengan ombak hebat yang bisa melahirkan pelaut tangguh”. Ya, bukan lautan yang tenang, justru laut yang bergelombang. Gangguan, cobaan, ujian yang dihadapi keluarga dalam kehidupan sehari-hari, akan membentuk karakter sebagai suami dan sebagai istri yang semakin berkualitas ideal. Maka, wajar di awal pernikahan, baik suami maupun istri berada dalam situasi “culun”, polos, dan apa adanya, karena belum menghadapi benturan dengan ombak kehidupan keluarga.
Pilot yang pertama kali terbang tidak bisa dibandingkan dengan pilot senior yang sudah ribuan kali memimpin penerbangan. Jam terbang mereka tidak bisa dibandingkan. Untuk itulah, jangan bandingkan suami Anda dengan lelaki lain, karena semua orang memiliki kondisi yang berbeda. Tidak layak membandingkan suami Anda dengan suami orang lain.
Semua orang selalu memiliki sisi kelebihan dan kekurangan, maka saat mengawali hidup berumah tangga, setiap laki-laki dan perempuan harus menyiapkan diri untuk menghadapi semua sisi yang dimiliki pasangannya. Tidak boleh hanya siap menghadapi sisi kebaikannya dan tidak siap melihat sisi kekurangan pasangan. Mungkin saja masih amat banyak kekurangan pasangan, namun bukankah kita semua tengah melakukan sebuah proses menuju kondisi yang lebih baik ?
Kadang dijumpai seseorang yang tidak sabar menghadapi kekurangan dan kelemahan pasangan. Ia tidak mau menerima kenyataan bahwa dalam diri pasangannya ada hal yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapannya. Padahal pasangannya tengah berusaha melakukan proses dan usaha agar bisa sesuai harapan, namun namanya proses, tidak semudah membalik telapak tangan. Semua pihak harus bersabar dan memahami adanya proses dan usaha yang tengah dilakukan oleh pasangannya.
Mencari Suami Ideal di Rumah Sendiri
Tidak ada toko yang menjualnya. Tidak ada lembaga yang menyediakannya. Tidak ada instansi yang memiliki stock dan siap dibagi-bagikan kepada para perempuan lajang yang akan menikah. Suami ideal itu didapatkan di rumah tangga yang dibentuk antara seorang lelaki biasa dan seorang wanita biasa. Didapatkan dari sebuah prosesi pernikahan yang sah, yang ditindaklanjuti dengan konsistensi kedua belah pihak, untuk berproses menuju kondisi ideal.
Konon, “hanya lautan dengan ombak hebat yang bisa melahirkan pelaut tangguh”. Ya, bukan lautan yang tenang, justru laut yang bergelombang. Gangguan, cobaan, ujian yang dihadapi keluarga dalam kehidupan sehari-hari, akan membentuk karakter sebagai suami dan sebagai istri yang semakin berkualitas ideal. Maka, wajar di awal pernikahan, baik suami maupun istri berada dalam situasi “culun”, polos, dan apa adanya, karena belum menghadapi benturan dengan ombak kehidupan keluarga.
Pilot yang pertama kali terbang tidak bisa dibandingkan dengan pilot senior yang sudah ribuan kali memimpin penerbangan. Jam terbang mereka tidak bisa dibandingkan. Untuk itulah, jangan bandingkan suami Anda dengan lelaki lain, karena semua orang memiliki kondisi yang berbeda. Tidak layak membandingkan suami Anda dengan suami orang lain.
JADi yang belum menikah....ga usah takut dulu...kalo kalian ga menjalaninnya ga akan tau tantangannya...jadi JUST DO IT... lakukan saja...kalo makin banyak pertimbangan makin banyak juga syetan ikut campur untuk mengagalkan rencana kalian. Asal niatnya karena ALLAH insya Allah bakalan dimudahkan, kalo ada tantangan yang menghadang pasti karena Allah ingin menaikkan derajat kita. Jangan cari yang SEMPURNA, ga bakalan dapet deh. Emang dirimu sudah SEMPURNA kah? sampe nyari calon yang SEMPURNA...pasangan kita pasti SEKUFU. jadi klo mau dapet pasangan yang baik pastikan juga kamu itu BAIK...
TERUS yang udah nikah.. pasang KACAMATA KUDA...ingat pasangan mu adalah yang TERBAIK .. klo udah nikah itu kontrak sehidup semati, kalo yang lainnya terasa lebih baik.. itu cuma tipu muslihat syetan biar bubar rumah tangga kita. Jadi istri harus pandai menyulap rumah tangganya keren... kalo kamu ngerasa HEBAT dengan bisa mengalahkan suami pake cara adu debat, keukehan pendapat dll.... jangan diulangi lagi.. karena cowo itu diciptakan sebagai pemimpin.. punya tingkat keegoan yang sangat tinggi... bisa jadi saat dia ngerasa kalah sebenernya kamu sedang memupuk dendam, memupuk ketidaknyamanan pada suami mu...
biarkan dia merasa HEBAT dan MENANG, karena itulah takdirnya, toh ga ada ruginya kan buat kita, yang penting tujuan kita juga tercapai.... JADI ISTILAHNYA menurut ku MENGALAH untuk MENANG. Kalo berantem ga ada salahnya kita yang minta maap duluan walaupun ga salah.. emang sih keliatan kitanya ngalah gitu.. tapiiiii sesungguhnya KITA MENANG dihadapan ALLAh dan EFEKNYA cyinnn suami mu pasti bakalan tambah sayang soalnya dia merasa bisa memimpin dirimu.... sueerrrr... hehehe...
jadi klo udah nikah itu, yang harus jalan ya nalar kita untuk me-maitenance rumah tangga, menciptakan suami biar adem ayem di samping kita.. dan mengalahkan syetan2 yang gangguin suami kita dari wanita2 lain diluaran sana.... ga usah ngikutin ego kita lagi... (walaupun suerrr saya aja susah bener ngelakuinnya, dan jatuh bangun buat nerapin dirumah.. tapi saya lakukan demi menjaga keluarga yang samara)...
Yuk ah semangat.. ga usah TAKUT NIKAH, ga usah LIRIK rumah tangga orla... INGET AJA hidup di dunia sebentar doang.. katanya cuma 15 menit gt kalo dibandingin sama waktu di akherat.. nagh masa waktu mu yang cuma 15 menit itu mau diabisin sama buat dosa aja...hadeuhh sayang banget kan cyin... yukkkk barengan belajar buat jadi ISTRI DAN IBU SHOLEHAH.. dan dapet kavling rumah di surga... amminnn
 |
| gagah kan suami ku |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar