Pernah nggak mengalami hal kaya gini? Wajah ganteng tapi banyak hutang...
.
Pekerjaan Bagus, Jabatan Keren, Posisi Tinggi tapi selalu kekurangan.
Pendapatan 1 juta, pengeluaran 2 juta. Pendapatan 4 juta, pengeluaran 6
juta. Pendapatan 10 juta, pengeluaran 15 juta. Begitu seterusnya.
Saya pernah mengalaminya (actually,
sekarangpun masih, hehehe...). Satu waktu saya sempat melihat acara
Financial di MetroTV (lupa nama acaranya). Ada penelepon yang minta
advis dalam hal keuangan. Dia punya hutang 100 juta. Dengan gaji 2 juta
dan biaya cicilan mendekati 1 juta, tiap bulan selalu was-was dan pusing
tujuh keliling.
Menerima
gaji diakhir bulan bukannya senang, justru malah kalut. Dikurangi
sana-sini yang tersisa hanya bon hutang. Kinerja menurun, pikiran tidak
bisa konsentrasi dan apa yang dikerjakan jadi serba salah.
Upaya
mencari pendapatan diluar alias pendapatan sampingan bukannya menolong.
Dalam banyak kasus, justru membuat permasalahan yang ada semakin
kompleks.
Jika anda pernah atau justru sedang mengalami hal yang
mirip dengan situasi diatas, berikut adalah beberapa tips yang bisa
menjadi solusi. Tenang, tips ini sudah diujicoba kok,
.
1. Review Cara dan Prinsip dalam Memandang Hidup dan Kehidupan
Banyak
orang yang memiliki pendapatan besar tapi tetap diliputi kekurangan
karena caranya menyikapi hidup. Tak ada istilah halal dan haram,
semuanya ditabrak habis. Uang putih, uang Gelap maupun uang abu-abu tak
ada bedanya.
Tak ada beda antara hadiah, penyelewengan, korupsi dan kolusi. Tak ada beda antara tip dengan pemberian bertendens.
Kalau
ada yang tanya, "Itu bukannya kolusi / korupsi", jawabannya ringan
saja, "Ini nggak saya minta kok. Saya hanya diberi, masya ditolak..."
Percayalah,
berapapun nilai yang anda dapatkan dari hasil perbuatan menyimpang,
bayarannya akan diambil dari kebahagiaan hidup anda sendiri. Dilihat
dari pendapatan, nilainya mungkin bertambah, padahal dari sisi pemenuhan
kebutuhan hidup justru berkurang.
Mungkin saja mendapat sekian
ratus ribu atau sekian juta dari hasil kongkalingkong; merubah kwitansi;
memalsukan kwitansi; berselingkuh dengan petugas; berselingkuh dengan
supplier dan sekian banyak cara lain, namun apa yang anda dapatkan tidak
akan dapat menutup kehilangan di periode waktu berikutnya.
Jika
pernah terjerembab pada dunia abu-abu, cobalah beralih ke dunia terang
benderang. Jika ditawari sesuatu oleh supplier, tolaklah dengan sopan.
Apa yang kita lakukan akan membantu orang yang mencoba menyuap kita
untuk berpikir ulang.
Jika ada kesempatan berbuat curang, kuatkan
hati untuk tidak melakukannya. Kuatkan rasa malu dan rasa takut pada
efek dan resiko yang menyertainya.
2. Jangan Coba Berpikir untuk Bunuh Diri
Banyak
orang yang buntu pikirannya saat pendapatan tidak mampu menutup
pengeluaran. Bisnis bangkrut, ditipu partner, usaha kebakaran, terendam
banjir atau terkena huru-hara merupakan sebagian dari contoh
penyebabnya. Didekat tempat saya pernah ada kejadian 1 keluarga membakar
diri karena usahanya bangkrut.
Bunuh diri-selain dilarang keras
oleh agama- hanya menunjukkan kekerdilan jiwa kita. Hanya menjadi
jawaban sesaat yang tidak menjawab permasalahan kita. Bunuh diri hanya
menjadi tonggak kepengecutan kita dalam menghadapi masalah hidup. Apakah
dengan bunuh diri lantas masalah bisa selesai ?
3. Jangan Merusak Pendapatan Utama
Hal
ini sering dilakukan oleh orang yang sedang terjepit. Untuk menutupi
kekurangan, mereka mencari kegiatan atau pekerjaan sampingan yang kadang
justru membuat kinerja untuk pekerjaan utama menjadi tidak produktif.
Kinerja menurun yang bisa mengancam posisi pekerjaan saat ini.
Jika
anda dalam posisi terjepit kebutuhan uang yang besar, tetaplah berpikir
jernih. Tetap bekerja dengan baik sambil berupaya mengatasi masalah.
Jangan menambah masalah dengan mencari pekerjaan sampingan yang
berdampak buruk bagi kinerja.
Kalaupun mau mencoba pekerjaan sampingan, carilah pekerjaan yang tidak menghambat.
sumber:
http://www.vavai.com/blog/index.php?/archives/345-Hidup-Kekurangan,-Banyak-Hutang-dan-Minim-Pendapatan.html
Tidak seorangpun manusia yang suka terlilit hutang.
Baik dia beriman maupun tidak. Sebab ketika terbebani hutang seseorang
biasanya menjadi bingung dan kehabisan gairah beraktifitas. Kreatifitas
diri dan dinamika menurun. Ia tenggelam dalam kesedihan dan perasaan
tertekan memikirkan hutangnya yang belum sanggup ia lunasi.
Abu Said Al-Khudhri radhiyallahu ’anhu bertutur: “Pada suatu hari Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam masuk masjid. Tiba-tiba ada seorang sahabat bernama Abu Umamah radhiyallahu ’anhu
sedang duduk di sana. Beliau bertanya: ”Wahai Abu Umamah, kenapa aku
melihat kau sedang duduk di luar waktu sholat?” Ia menjawab: ”Aku
bingung memikirkan hutangku, wahai Rasulullah.” Beliau bertanya: ”Maukah
aku ajarkan kepadamu sebuah do’a yang apabila kau baca maka Allah ta’aala
akan menghilangkan kebingunganmu dan melunasi hutangmu?” Ia menjawab:
”Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, ”Jika kau berada di waktu
pagi maupun sore hari, bacalah do’a:
”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.”
Kata
Abu Umamah: ”Setelah membaca do’a tersebut, Allah ta’aala berkenan
menghilangkan kebingunganku dan membayarkan lunas hutangku.” (HR Abu
Dawud 4/353)
Ada beberapa pelajaran yang bisa ditarik dari hadits
di atas. Di antaranya ialah ternyata sahabat merupakan manusia biasa
seperti kebanyakan manusia pada umumnya. Bilamana ia terlibat hutang
maka ia menjadi bingung dan sedih. Hal ini jelas dinyatakan oleh Abu
Umamah radhiyallahu ’anhu. Sahabat yang satu ini saking sedih dan bingungnya menghadapi lilitan hutang hingga kedapatan oleh Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam sedang berdiam diri di dalam masjid di luar jam biasanya seseorang berada di masjid.
Pelajaran lainnya ialah bahwa sahabat tatkala ditawari doa oleh Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam
untuk menghilangkan kebingungan dan mengatasi beban hutangnya, maka
tanpa ragu sedikitpun ia menyambut dan menerimanya. Bahkan dengan segera
ia amalkan, sehingga dengan izin Allah subhaanahu wa ta’aala tak lama sesudah ia rajin berdoa, Allah subhaanahu wa ta’aala berkenan mengatasi problem hutangnya.
Tentunya sahabat Abu Umamah radhiyallahu ’anhu
membaca doa bukan sekedar seperti orang bernyanyi tanpa memahami dan
meyakini kekuatan doa tersebut. Di samping berdoa ia berusaha sekuat
tenaga mengatasi apa-apa yang ia lontarkan dalam doanya. Ia berusaha
mengatasi bingungnya, sedihnya, lemah dirinya, malasnya dan
ketidakberdayaannya menghadapi kesewenang-wenangan manusia kepada
dirinya. Demikianlah para sahabat radhiyallahu ’anhum. Mereka merupakan anak didik terbaik Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam
sehingga mereka tidak pernah meragukan kekuatan doa. Barangkali jika di
zaman sekarang ada orang yang datang kepada seseorang mengeluhkan
problem hutangnya kemudian diberikan jalan keluar berupa doa kepada
Allah subhaanahu wa ta’aala, ia akan marah dan merasa dipermainkan.
Artinya, jika kita sedang bingung lantaran problem
hutang yang tidak kunjung terlunasi, maka hendaknya kitapun mengikuti
jejak generasi terbaik para sahabat radhiyallahu ’anhum tersebut. Mereka sungguh telah menghayati kebenaran firman Allah ta’aala di dalam Kitab-Nya:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka
itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al-Baqarah
ayat 186)
Dari ayat di atas dapat kita simpulkan beberapa pelajaran yang sangat penting:
- Allah ta’aala itu dekat. Artinya jangan kira Allah ta’aala tidak melihat dan mengetahui segala apa yang berkecamuk di dalam diri kita. Termasuk segala kesulitan yang kita hadapi.
- Asalkan permohonan diajukan kepada Allah ta’aala, maka Allah ta’aala berjanji pasti akan mengabulkannya
- Agar lebih besar kemungkinan dikabulkannya, hendaklah kita penuhi segenap perintah Allah ta’aaladan tentunya tinggalkan segenap larangan-Nya
- Berimanlah kepada Allah ta’aala. Sebab Allah ta’aala memliki nama-nama yang baik (Asmaa-ul Husna).
Allah ta’aala Dialah yang Maha Kaya, Maha Mendengar, Maha Pengasih,
Maha Penyayang dan Maha Kuasa mengabulkan segenap doa hamba-hambaNya.[via]
Bismillah... masih ada alternatif yang lain... sebelum bunda melakukan alternatif terakhir yang bunda bicarakan pagi ini sama ayah...