Selasa, 17 April 2012

LA TAHZAN ...

Bulan April ini penuh dengan "UJIAN" Allah untuk kami bisa "NAIK KELAS" yang lumayan membuat sesak di dada, dan jantung berdegup kencang. Jadi inget waktu awal-awal kami mau menikah. Betapa hebatnya suami ku tersayang itu, menghapus kesedihan ku... dan menggantikan dengan senyuman di wajah ku ini.. La tahzan bunda...
Sekarang saat nya aku yang membuatnya tegar. Hatinya terkoyak karena peristiwa weekend kemarin. Orang yang sangat dekat dengannya tak mengenal dirinya. Orang yang dihormatinya menyangkanya yang bukan-bukan. Malam itu penuh dengan ketegangan..dua pria dewasa saling mengemukakan apa yang dipikirnya. Beliau sejujurnya juga membuat hati ku terluka. Beliau mengungkit masalah yang sudah dibahas dan membawa nama almh. Padahal masalah tersebut sudah aku selesaikan dengan almh, dan menjelang hari-hari terakhir almh. kami sudah meminta maaf atas semua perilaku yang sekiranya mengecewakan beliau dari kami kecil hingga saat-saat akhirnya. Semua tudingannya sangat salah, kami jelaskan fakta sesungguh nya. Namun berat bagi beliau untuk mengakui kebenarannya. Ya itulah karakternya, semua yang dianggapnya benar harus lah benar dan kami akui. Walaupun kenyataanya sangat bertolak belakang. ALhamdulillah malam itu adik suami ku membantu kami, mengatakan yang sebenarnya. Mendukung apa yang kami sampaikan untuk meluruskan fakta. 


Namun tetap saja beliau keukeuh akan pandangan dan pikirannya sendiri. Miss communication itu yang membuat masalah ini berlarut-larut. Malam itu ALhamdulillah Allah memberikan kekuatan kepada ku, untuk meluruskan masalah. Biasanya emosi ini terpancing apabila hati ini tertusuk, dan biasanya air mata berderai apabila hati sudah sakit sekali. Namun Allah kasih diriku ketenangan hati dan kepala yang dingin. KU tau beliau seperti ini imbas dari rasa kesepian dan kehilangan mama. Imbas juga dari butuhnya perhatian namun tidak ia dapatkan. Makanya bertumpuk-tumpuk kemarahannya...dan Alhamdulillah Allah kasih itu ke kami...Allah limpahkan semua kemarahannya kepada kami...agar kami mungkin bisa naik kelas. Ku lihat wajah suami ku malam itu...mukanya memerah...mulut komat kamit beristighfar agar tak terpancing kemarahannya dan meledak nadanya. 

Ku jelaskan fakta sebenarnya dengan nada yang lebih lembut, Alhamdulillah tepat saat itu. Dua singa sedang bersitegang bertarung akan ego masing-masing. Saat itu ku tau mengalah bukan berarti kalah. Mengalah dan meminta maap atas hal yang tidak kami lakukan adalah hal yang benar malam itu. Allah yang Maha Tau benar dan tidaknya, dan kemenangan di mata Allah yang paling hakiki. 

Ya Allah di saat hati suami hamba yang terkoyak saat ini...di saat "UJIAN" Mu yang begitu berat bulan ini. Dari Usaha sampingan yang macet bagai benang kusut, yang butuh kesabaran kami untuk meluruskannya kembali. Dan disaat yang sama "UJIAN" mental yang harus kami hadapi dari orang terdekat kami. Maka berikan kepada suami hamba ketenangan, kesabaran dan rejeki yang melimpah ya Allah, Agar ia dapat menepati janji-janjinya untuk membahagiakan keluarganya, kami, anak-anak yatimnya dan keluarga ku ya Allah. 

Malam ini lega sekali, walaupun harus tidur hanya dua jam karena begitu berkecamuk pikirian di otak ku. Allah kasih kesempatan kepada ku untuk bisa shalat di dua pertiga malamnya. Melaksanakan shalat taubat, hajat dan tahajud malam ini. diteruskan Membaca surat Arrahman, al waqiah dan al Mulk. Menangis sejadi-jadinya meluapkan semua curahan di dada kepada Nya. Ku lihat suami tersayang dan anak ku tercinta masih lelap di dalam tidurnya...Agh aman...mereka tak perlu tau bahwa aku menangis malam ini. 

Selepas aktivitas itu semua kusiapkan sahur untuk suami ku. Ya hari ini hari Senin. Puasa Senin Kamis nya tidak boleh putus walaupun keadaaan kami sedang seperti ini. Di saat hati sudah lega dan makanan siap, kubangunkan dirinya untuk sahur dan melaksanakan shalat tahajudnya. 

Ku berharap ya Allah hamba bisa menyejukkan hatinya, menguatkan hatinya untuk bersama-sama menghadapi "UJIAN" mu...Hamba percaya pasti akan ada kemudahan dibalik kesukaran. Sudah semestinya hamba menemaninya..mendampinginya saat ini. Bukankah kami dijodohkan untuk saling melengkapi dan menemani dalam setiap suka dan duka... Ya Allah berikan suami hamba kekuatan...kesabaran...dan Kemudahan dalam mendapatkan rejeki yang buanaaaayyyaaak dan halalan thoyiban. di Hati ini...percaya masa sih Allah nda liat dan mengabulkan doa kita...apalagi ditambah dengan tahajud, dhuha dan alwaqiah....hayo ah...getarin ARSY nya Allah di dua pertiga malamnya... Nunggang nungging sujud...demi suami udah semestinya aku lakukan...wong aku percaya doa istri buat suami pasti maqbul...apalagi doanya yang baik-baik kan. La tahzan suami ku tersayang...Dukungan dan doa ku selalu untuk mu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar