(sebenernya sudah kutulis dalam notes di FB tapi ko masih pengen nge share di BLOG ya... Ini hasil COPAS dari blog nya mba emil... dan sudah minta ijin untuk share ke orang lain... semoga bermanfaat ya...)
Di seluruh dunia, setiap wanita itu pasti menyusahkan. Semakin cantik
seorang wanita, dia akan makin menyusahkan. Itu memang tugasnya sebagai
wanita di dunia. Dan tugas sebagai pria di dunia, memang untuk menuntun
dan melindungi mereka. Karena betapapun tingginya posisi mereka sebelum
menikah, begitu malam pertama selesai, maka norma sosial yang
menjadikan mereka sebagai ’warga kelas dua’, sayangnya masih berlaku di
negara kita.’
’Bolanya ada di tangan seorang pria. Berikut
kewajiban yang menyertai hak ’keistimewaan’ itu. Pria diciptakan dengan
hak badan yang jauh lebih kuat, sehingga betapapun besarnya pesona
seorang wanita, tetap jadi merupakan kewajiban pria untuk memegang
kendali atas pesonanya. Pria diciptakan dengan pikiran yang lebih
rasional untuk memimpin wanita, sehingga jadi pihak yang akan dimintai
pertanggungan jawaban atasnya nanti di padang mahsyar. Itulah mengapa
seribu kali wanita mengatakan ceraipun hukum tidak akan jatuh, kecuali
kalau pria melanggar ’taklik sighat’. Tapi begitu pria mengatakan cerai,
satu kali saja, maka jatuhlah talak. Maka berhati-hatilah dalam
memimpin. Setiap perkataan dan tindakan yang akan diambil tidak akan
hanya mempengaruhi satu orang saja, apalagi jika ada kebahagiaan
anak-anak yang dipertaruhkan di situ.’
’Selama malamnya wanita itu
masih ditiduri, selama permasalahannya tidak bertentangan dengan nilai
agama, biarkan dia sekali-kali menang. Tidah akan jatuh kehormatanmu
dengan sedikit menundukkan kepala di hadapannya. Wanita diciptakan
dengan kebiasaan bertelepati yang membingungkan, tapi pada intinya
mereka hanya ingin dipuji, dimengerti, dan dihargai. Dengan memberikan
semua gajimu padanya tidak akan serta merta membuatmu rendah, justru
malah menaikkan nilaimu di mata istrimu. Hal itu adalah simbolisasi
pemberian kehormatannya sebagai ratu di rumahmu, sehingga ia akan
memiliki kepercayaan diri untuk bisa membahagiakanmu dan sekaligus
menumbuhkan keyakinannya untuk menjaga kehormatanmu sebagai
pemimpinnya.’
’Kesimpulannya adalah sebaiknya jadilah pria yang
cerdas dalam memilihkan jalan yang bisa membawa kebahagiaan bagi istri,
anak, juga dirimu sendiri.’
’Saat selesai akad nikah, mulai dari
situ dunia barumu dan dirinya akan hanya berdua saja dalam satu perahu
yang sama. Semua orang di luar perahumu adalah orang lain, termasuk
orang tua dan semua keluarga. Kehormatanmu adalah kehormatannya, begitu
juga sebaliknya. Dirimu adalah dirinya. Jangan pernah menceritakan
kejelekan istrimu kepada ibumu, agar ia tidak akan menceritakan
kurangnya gajimu kepada ayahnya. Karena bagaimanapun, kamu akan tetap
jadi anak kesayangan ibumu dan ia akan tetap jadi gadis kecil ayahnya.
Ingatlah, itu hanya akan saling mencoreng aib di muka sendiri. Bicarakan
saja secara berdua saja semuanya dalam detil. Jangan saling
bertelepati.’
’Jangan campur adukkan hal ini dengan kewajibanmu
berbakti kepada orang tua. Kalian masih tetap memiliki kewajiban yang
sama untuk berbakti kepada orang tua, hanya saja masalahnya adalah
orangtuamu tidak berada di perahu penuh cinta yang sama denganmu.
Mungkin kemarahanmu akan mereda dengan melihat senyuman istrimu, tapi
mungkin senyuman itu tidak akan berpengaruh dengan tanda jelek yang
terlanjur kamu sematkan di dahi istrimu pada mata ibumu, saat dalam
keadaan marah kau mengadukan kejelekan istrimu. Belalah istrimu di depan
ibumu dengan santun, agar istrimu akan dengan suka rela meminta maaf
kepada ibumu dan mulai belajar menganggap ibumu sebagai ibunya sendiri.
Walau mungkin pada awalnya, ia melakukan itu hanya untuk menyenangkanmu,
karena rasa bangganya sebagai istri yang begitu dicintai. Tunggu saja,
tak berapa lama kamu pasti akan dapati tatapan hormat dari ayahnya
sebagai sesama lelaki, karena ia sudah yakin anak gadisnya berada di
bawah perlindungan tangan yang tepat.’
’Teman dalam awal
pernikahan mungkin hanya akan menimbulkan masalah, dibandingkan dengan
keuntungan dari adanya jaringan pertemanan ini. Rasa aman yang masih
belum mantap berdiri tegak di awal pernikahan, akan sedikit berat dalam
menghadapi ekses yang mungkin timbul, dalam apapun itu kegiatan sosial
sebagai manusia. Jika bisa langsung pulang ke rumah memeluk istrimu,
untuk apa menghabiskan waktu di kedai kopi tanpa tujuan?. Buatlah
prioritas. Kalau bisa menyenangkannya untuk apa harus membuatnya
bersedih?. Bukankan senyumannyalah yang akan terus menumbuhkan cinta di
hatimu?.’
’Awal perselingkuhan dimulai dari merasa nyaman saat
bersama orang lain untuk bercerita. Jadi, semarah apapun dirimu, jangan
pernah memutuskan untuk tidak pulang ke rumah malam itu. Jangan pernah
memutuskan untuk menceritakan permasalahanmu dengan orang lain, apalagi
jika itu teman lain jenis. Selama permasalahanmu tidak ada hubungannya
dengan kekerasan fisik atau perbuatan melanggar hukum, jika memang ingin
bercerita, bukankah lebih damai menumpahkan semua hasrat di dada kepada
Sang Maha Kuasa?. Jangan saling melakukan sesuatu yang tidak disukai
untuk orang yang kamu nikahi, karena bukankah dulu dirimu pernah merasa
begitu mencintainya, hingga pernah melakukan semuanya hanya untuk
menyenangkannya?. Untuk apa menyulut api yang akan membakar perahumu
sendiri?.’
Ingatlah setiap pasangan itu kufu’ di mata Allah. Jadi
jika yakin menjadi laki-laki baik, maka percayalah dengan janji Allah,
bahwa istrimu pasti sebaik dirimu. Berusahalah jadi istri yang baik agar
suamimu pasti akan berusaha menjadi yang lebih baik lagi. Jangan
lakukan sesuatu yang mengurangi nilaimu di mataNYA, hingga membuatmu tak
sepadan dengan pasanganmu. Jika memeluk laki-laki lain akan mengurangi
nilaimu di mata Allah, karena suamimu tak menyukainya dan tak
melakukannya, sebaiknya dipikirkan lagi untung-rugi kemungkinan
konsekuensinya.
Lakukan saja tugasmu sebagai manusia yang baik di
mata Allah dan biarkan Allah menjalankan hak prerogatifnya. Pasrahkan
saja semuanya ke tangan Allah, karena pernikahan akan terlalu melelahkan
untuk dijalani, jika harus diisi dengan ketidakpercayaan. Saat engkau
rasanya susah untuk mempercayai istrimu, engkau pasti percaya dengan
janji Allah kan? jadi itu sudah CUKUP. Allah maha tahu dan maha adil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar